Webinar dengan judul “FREEDOM OF EXPRESSION FOR THE MEDIA PERSONNEL” diadakan pada tanggal 22 Desember 2023 dengan lebih dari 140 partisipan yang dimoderatori oleh Andrew Gomgom Tambunan dan pemateri Latoyaa Robert-Thomas. Webinar ini diadakan dengan tujuan mendalami cara, tujuan, solusi hingga contoh kasus ancaman kebebasan berekspresi oleh media/pers di Amerika Serikat.
Pemateri pada webinar ini, Latoyaa Robert-Thomas, mengungkapkan “Kebebasan ekspresi ialah salah satu hak asasi manusia. Semua orang memiliki hak untuk mengkomunikasikan opini dan ide-ide mereka. Namun, dalam hal menyatakan kebebasan dalam berekspresi memiliki batasan-batasan. Kita tidak bisa memasukkan ujaran kebencian, kekerasan, ancaman, mengganggu privasi hidup, pencemaran nama baik, pornografi, dan lain-lain”.
“Media adalah contoh terbesar dalam hal kebebasan ekspresi. Di Amerika Serikat, kebebasan berekspresi adalah hak amandemen pertama selain kebebasan beragama di luar campur tangan pemerintah. Namun, kebebasan amandemen pertama tentu banyak mendapatkan berbagai ancaman. Khususnya dalam hal kebebasan berekspresi, meskipun seluruh media di Amerika Serikat independen, mereka banyak memperoleh tekanan/ancaman dari kelompok-kelompok kekerasan, trolls, pemilik media, pasukan keamanan, maupun kepala negara” lanjutnya.
Robert-Thomas lalu menambahkan “Oleh sebab itu di tahun 2023 ini pada World Press Freedom Day oleh UNESCO yang diadakan di New York City, USA, mengangkat tema “Shaping a Future of Rights : Freedom of expression as a driver for all other human rights.” Acara ini sebagai bentuk kepedulian dunia dalam mengangkat kebebasan berekspresi sebagai pendorong untuk semua hak asasi manusia lainnya.”
Berikut beberapa foto dokumentasi dari Webinar yang diadakan via Zoom Meeting tersebut.
