Jakarta (UNAS) – Program Studi Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS mengadakan seminar Internasional dengan mengusung tema “Prospek Bahasa Indonesia di Dunia” pada Jumat (09/08) di Exhibition UNAS. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menekankan mahasiswa bahwa Bahasa Indonesia merupakan Bahasa penting yang sudah diakui oleh PBB.
“Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Dunia ke 10, hal tersebut mempunyai dampak tersendiri terhadap kita bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memberikan akomodasi sebagai alat komunikasi antar bangsa sehingga kalimat, tata Bahasa dan kosakata harus diikuti,” kata Dekan FBS Dr. Somadi., M.Pd. Seminar Internasional mengundang pembicara dari Dosen Bahasa Malaysia, Prince of Songkla University Pattani Campus Dr. Djusmalinar yang juga merupakan salah satu alumni Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional.
Dr. Djusmalinar juga menyampaikan bahwa prospek Bahasa Indonesia di dunia salah satunya adalah Bahasa Indonesia telah ditetapkan dan menjadi Bahasa yang digunakan di UNESCO pada tahun 2023. “Diaspora menyebarkan Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia kini telah menjadi Bahasa yang digunakan di UNESCO sehingga Bahasa Indonesia semakin maju di Thailand Selatan yang didukung oleh KBRI dan Konsulat Indonesia,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan dengan mengirim pelajar yang terdiri dari mahasiswa, guru dan dosen ke Thailand melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) menjadi langkah awal tersebarnya Bahasa Indonesia. “Saat ini diaspora Indonesia masih menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antar lingkungan, dikirimnya guru dan pelajar ke sekolah sekolah yang luar negeri merupakan salah satu praktek pengenalan Bahasa Indonesia,” tutupnya.
Peserta Seminar Internasional Prospek Bahasa Indonesia di Dunia adalah mahasiswa calon lulusan Fakultas Bahasa dan Sastra salah satunya untuk memenuhi kebutuhan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). (TIN)